Setelah sempat menutup diri akibat pandemi sejak Maret 2020, Jepang sebagaimana telah diberitakan sebelumnya kini tengah bersiap untuk menerima kembali kedatangan turis dari Amerika Serikat, Australia, Thailand, dan Singapura. Rencana pembukaan terhadap turis dari keempat negara tersebut rencananya akan dimulai pada awal bulan Juni 2022. Kini akhirnya diumumkanlah bahwa per tanggal 10 Juni 2022, mereka siap untuk menerima turis asing ke lebih banyak negara lagi, termasuk Indonesia. Setidaknya mereka tengah berencana untuk menerima 10 ribu hingga 20 ribu turis per harinya per tanggal 1 Juni 2022.
Dalam praktek penerimaan turis asing ini, Jepang memberikan kategori negara grup biru, kuning, dan merah. Turis yang datang dar negara yang masuk kategori grup biru tidak perlu bukti vaksin, tes, maupun karantina. Sementara itu turis yang datang dari negara yang masuk kategori grup kuning masih harus dites dan menjalani karantina selama 7 hari terhitung sejak kedatangan ke Jepang (atau karantina 3 hari dan bukti hasil tes negatif). Namun bagi yang memiliki bukti vaksinasi tidak perlu menjalani tes maupun karantina. Lalu turis yang datang dari negara yang masuk kategori grup merah harus menjalani tes di tempat, langsung sejak kedatangan, dan menjalani karantina selama 3 hari di fasilitas yang telah disediakan. Namun bagi yang memiliki bukti vaksin cukup menjalani karantina selama 7 hari (atau karantina 3 hari dan bukti hasil tes negatif).
Berikut negara-negara yang mulai diterima oleh Jepang, beserta grupnya masing-masing:
Grup Biru:
Afghanistan, Afrika Selatan, Aljazair, Amerika Serikat, Argentina, Armenia, Australia, Austria, Azerbaijan, Bahrain, Bangladesh, Belanda, Belgia, Benin, Bolivia, Bosnia Herzegovina, Brazil, Bulgaria, Kamboja, Kamerun, Kanada, Ceko, Chile, Costa Rica, Denmark, Djibouti, Ekuador, El Salvador, Eslandia, Estonia, Ethiopia, Filipina, Finlandia, Ghana, Guatemala, Hongaria, Hong Kong, Indonesia, Inggris, Irak, Iran, Irlandia, Israel, Italia, Jamaica, Jerman, Kenya, Kolombia, Korea Selatan, Kroasia, Kyrgyztan, Laos, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Madagascar, Malawi, Malaysia, Maroko, Mexico, Monako, Mongolia, Montenegro, Mozambik, Myanmar, New Zealand, Nigeria, Norwegia, Palau, Panama, Pantai Gading, Papua Nugini, Paraguay, Polandia, Prancis, Qatar, Republik Dominika, Rumania, Russia, Rwanda, Serbia, Singapura, Slowakia, Slovenia, Spain, Sudan Selatan, Swedia, Swiss, Taiwan, Tanzania, Thailand, Timor-Leste, Tiongkok, Uganda, Uni Emirat Arab, Yordania, Yunani, Zambia.
Grup Kuning:
Afrika Tengah, Andorra, Angola, Antigua & Barbuda, Arab Saudi, Bahama, Barbados, Belarus, Belize, Bhutan, Botswana, Brunei, Burkina Faso, Burundi, Chad, Cook Island, Cyprus, Dominica, Egypt, Equatorial Guinea, Eritrea, Eswatini, Gabon, Gambia, Georgia, Grenada, Guinea, Guinea-Bissau, Guyana, Haiti, Honduras, India, Kazakhstan, Kiribati, Komoro, Kongo, Korea Utara, Kosovo, Kuba, Kuwait, Lebanon, Lesotho, Liberia, Libya, Liechtenstein, Macedonia Utara, Makao, Maladewa, Mali, Malta, Marshall Island, Mauritania, Mauritius, Mikronesia, Moldova, Namibia, Nauru, Nepal, Nikaragua, Niger, Niue, Oman, Palestina, Peru, Portugal, Republik Demokratik Kongo, Saint Christopher & Nevis, Saint Lucia, Saint Vincent & Grenadines, Samoa, San Marino, Sao Tome & Principe, Sahara Barat, Senegal, Seychelles, Solomon, Somalia, Sri Lanka, Sudan, Suriname, Syria, Tajikistan, Tanjung Verde, Togo, Tonga, Trinidad & Tobago, Tunisia, Turki, Turkmenistan, Tuvalu, Ukraina, Uruguay, Uzbekistan, Vanuatu, Vatikan, Venezuela, Vietnam, Yaman, Zimbabwe.
Grup Merah:
Albania, Fiji, Pakistan, Sierra Leone.
Keputusan ini merupakan upaya uji coba pemerintah Jepang, di mana saat ini mereka hanya menerima turis yang mengikuti paket tur penuh dengan jumlah sekitar 10 orang, dan terus didampingi oleh pemandu wisata, dengan paket tur yang sudah ditentukan pemerintah. Para turis juga diharuskan untuk sudah divaksin hingga 3 kali, dan memiliki asuransi kesehatan untuk berjaga-jaga.
Saat ini Jepang masih belum menerima kedatangan turis individual. Namun mereka masih mau menerima pebisnis dan pelajar asing, dan pemegang visa lainnya, dengan jumlah kedatangan 10 ribu orang per hari, meski jumlahnya bisa saja bertambah 2 kali lipat tergantung kebijakan pemerintah.
Jika program uji coba tahap awal ini berjalan lancar, maka pemerintah Jepang tengah mempertimbangkan akan menerima lebih banyak lagi turis dari negara lainnya, dan juga memperlonggar pembatasan yang ada.